PUBLIK-NEWS.COM – Dalam upaya mengurai kemacetan parah dan menekan tingkat polusi udara di ibu kota, Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Nova Harivan Paloh, mengusulkan pembukaan rute baru Transjabodetabek yang akan menghubungkan kawasan Bojonggede dan Citayam di Jawa Barat. Usulan ini tak hanya menjadi angin segar bagi para komuter, tetapi juga menunjukkan perlunya sinergi antarwilayah dalam menyelesaikan masalah transportasi Jakarta yang semakin kompleks.
Gambar Istimewa: klimg.com
Menurut Nova, inisiatif ini muncul usai kunjungan kerja ke Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor, di mana pihak Dishub juga menyatakan ketertarikan serupa terhadap gagasan tersebut. Mereka menyadari bahwa wilayah penyangga Jakarta seperti Bojonggede dan Citayam kian padat, sementara akses transportasi massal yang efektif masih terbatas.
“Saya baru saja melakukan kunjungan kerja ke Dishub Bogor. Mereka juga menyambut baik ide agar Transjakarta bisa menjangkau kawasan Bojonggede hingga Citayam. Nantinya, bus bisa langsung mengantar penumpang ke Stasiun Manggarai, tanpa harus transit berkali-kali,” ungkap Nova.
Menjawab Kepadatan di Stasiun Manggarai
Salah satu fokus dari usulan ini adalah mengurai kepadatan yang terjadi di Stasiun Manggarai, salah satu pusat transit terbesar di Jakarta. Setiap hari, ribuan penumpang menumpuk di sana, terutama pada jam-jam sibuk pagi dan sore. Nova menilai kehadiran rute baru ini dapat menjadi opsi lain bagi warga untuk menjangkau pusat kota, sekaligus mendistribusikan beban penumpang secara lebih merata.
“Dengan adanya rute baru ini, penumpang tidak hanya terpusat di Manggarai, tapi bisa tersebar melalui moda transportasi bus yang efisien,” tambahnya.
Detail Usulan Operasional: Fokus Jam Sibuk
Nova menyarankan agar operasional rute Citayam–Bojonggede difokuskan pada jam-jam sibuk, yaitu pagi antara pukul 06.00 hingga 10.00 WIB, dan sore hari saat jam pulang kantor. Tujuannya adalah mengoptimalkan penggunaan armada tanpa harus menambah beban subsidi yang besar dari pemerintah.
“Kalau tidak ada penumpang, bus tidak perlu beroperasi. Model ini bisa menghindarkan kerugian, karena sistem pembayaran kepada operator memakai skema rupiah per kilometer,” jelasnya.
Dengan sistem semacam ini, keberlanjutan operasional akan lebih terjaga, tanpa membebani anggaran daerah secara berlebihan.
Kerja Sama Antarwilayah: Kunci Realisasi Proyek
Tak kalah penting, Nova menekankan bahwa proyek ini hanya bisa berjalan jika ada komitmen kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta dan Pemprov Jawa Barat. Ia juga menyebutkan bahwa Dishub DKI Jakarta telah lebih dulu melakukan kajian awal mengenai rute ini.
“Tidak perlu menunggu jalur khusus, selama rute tersebut bisa mendukung prinsip Transit Oriented Development (TOD), yaitu pengembangan kawasan yang berorientasi pada transportasi publik,” katanya.
Konsep TOD memang telah menjadi strategi unggulan dalam pembangunan transportasi di kota-kota besar dunia, dan Jakarta tak boleh ketinggalan menerapkannya secara lebih luas dan inklusif.
Inovasi Transportasi yang Tak Bisa Ditunda
Usulan pembukaan rute Transjabodetabek Bojonggede–Citayam adalah langkah visioner yang berpotensi besar dalam meredam kemacetan, mengurangi polusi, dan memperbaiki mobilitas warga di wilayah penyangga Jakarta. Dengan pendekatan realistis—tanpa jalur khusus namun berprinsip TOD—dan fokus pada jam sibuk, rute ini bisa menjadi game changer dalam sistem transportasi Jabodetabek.
Namun demikian, kunci dari keberhasilannya terletak pada kerja sama lintas wilayah dan komitmen kebijakan yang konsisten dari pemerintah daerah terkait. Jika berhasil direalisasikan, rute ini bukan hanya menjadi solusi sementara, tapi fondasi bagi ekosistem transportasi massal yang lebih inklusif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.