AHY: Indonesia Harus Bangun Solidaritas Regional untuk Hadapi Dampak Kebijakan Trump

PUBLIK-NEWS.COM – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyerukan pentingnya Indonesia membangun solidaritas regional guna menghadapi dinamika global yang dipicu

Redaksi

PUBLIK-NEWS.COM – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyerukan pentingnya Indonesia membangun solidaritas regional guna menghadapi dinamika global yang dipicu oleh kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Dalam sebuah forum strategis yang digelar oleh The Yudhoyono Institute (TYI), AHY menekankan bahwa kolaborasi dan solidaritas adalah kekuatan utama bangsa ini dalam menjawab tantangan internasional yang kian kompleks.

Gambar Istimewa: kompas.com

Kami percaya, solidaritas adalah kekuatan kita, kolaborasi adalah harapan kita,” ujar AHY saat membuka diskusi bertajuk “Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan, dan Ekonomi Global” di Jakarta.

AHY menyoroti bahwa kebijakan Trump, khususnya dalam hal tarif resiprokal, telah menciptakan efek domino yang memperparah fragmentasi dunia—baik dalam konteks ekonomi, politik, maupun keamanan internasional. Ia mengingatkan bahwa langkah-langkah proteksionis semacam itu tidak hanya berdampak pada hubungan bilateral, tetapi juga memicu terbentuknya aliansi-aliansi baru yang berpotensi saling bersaing di luar ranah perdagangan.

ASEAN Harus Bersatu, Bukan Terpecah

Sebagai bentuk respons strategis, TYI merekomendasikan agar Indonesia memperkuat perannya di kawasan Asia Tenggara melalui solidaritas ASEAN. AHY menekankan pentingnya negara-negara ASEAN tidak larut dalam agenda masing-masing yang justru dapat memecah kekuatan regional.

“Forum seperti ASEAN+ harus dimanfaatkan lebih maksimal. Jangan sampai peluang kerja sama hilang hanya karena kurangnya sinergi antarnegara,” tegas AHY.

Menurutnya, kawasan Asia Tenggara harus menjadi poros stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang solid dalam menghadapi tekanan eksternal, termasuk dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat.

Perkuat Ekonomi Domestik dan Ubah Krisis Jadi Peluang

Tak hanya fokus pada kerja sama regional, AHY juga menegaskan pentingnya penguatan ekonomi nasional. Ia menyarankan agar pemerintah lebih serius menjaga stabilitas harga, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan memperluas lapangan pekerjaan.

Lebih dari itu, AHY mengajak semua pihak untuk tidak hanya melihat krisis sebagai ancaman, tetapi juga sebagai peluang untuk bertransformasi.

Kita harus bisa mengubah krisis menjadi peluang. Lakukan transformasi ekonomi secara menyeluruh, percepat modernisasi dan digitalisasi, serta arahkan Indonesia menuju ekonomi hijau, termasuk transisi energi yang berkelanjutan,” jelasnya.

Diversifikasi Pasar Internasional Jadi Solusi Strategis

Dalam konteks hubungan dagang global, AHY juga menyampaikan rekomendasi terkait diversifikasi mitra strategis dan pasar ekspor. Indonesia, katanya, tak bisa terus bergantung pada pasar tradisional semata. Ia menyebut kawasan seperti Eropa, Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin, dan negara-negara Global South sebagai tujuan baru yang potensial.

Dengan menggandeng mitra strategis, kita bisa memperkuat sistem perdagangan dan kerja sama multilateral yang adil dan tidak diskriminatif,” ujar AHY.

Dukungan dari Pemerintah: Stabilitas adalah Kunci

Sejalan dengan pandangan AHY, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga menyuarakan komitmen pemerintah Indonesia dalam menjaga stabilitas ekonomi dan kepercayaan pasar dalam menghadapi kebijakan AS. Dalam forum ke-12 ASEAN Finance Ministers’ and Central Bank Governors’ Meeting (AFMGM) di Kuala Lumpur, Sri Mulyani menekankan pentingnya penguatan nilai tukar, imbal hasil Surat Utang Negara (SUN), serta kepercayaan pasar modal.

Bersama Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, ia juga menghadiri berbagai pertemuan informal yang fokus membahas respons ASEAN terhadap tarif resiprokal AS. Menariknya, negara-negara anggota ASEAN sepakat untuk tidak melakukan retaliasi, melainkan menempuh jalur negosiasi bilateral dan multilateral sebagai solusi damai dan strategis.


Dalam menghadapi kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang cenderung proteksionis, Indonesia tidak bisa berjalan sendiri. Seruan AHY agar membangun solidaritas regional, memperkuat ekonomi domestik, dan membuka pasar baru menjadi langkah strategis yang tidak hanya relevan, tetapi juga mendesak untuk segera dijalankan. Kolaborasi dan solidaritas kawasan, didukung oleh transformasi internal dan ekspansi global, adalah kunci bagi Indonesia untuk bertahan dan bahkan unggul di tengah tantangan dunia yang terus berubah.

Ikuti Kami

Tags

Related Post

Ads - Before Footer