Duel Klasik Persija vs Persebaya: Adu Taktik Tanpa Pilar Andalan di GBK

PUBLIK-NEWS.COM – Pertarungan klasik antara Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya kembali memanaskan jagat sepak bola nasional dalam lanjutan pekan ke-28 BRI Liga 1 2024/25. Laga

Redaksi

PUBLIK-NEWS.COM – Pertarungan klasik antara Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya kembali memanaskan jagat sepak bola nasional dalam lanjutan pekan ke-28 BRI Liga 1 2024/25. Laga bertajuk El Clasico Indonesia ini akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada Sabtu, 12 April 2025 pukul 19.00 WIB. Namun yang menjadi sorotan, kedua tim harus turun tanpa beberapa pilar utamanya.

Gambar Istimewa: tstatic.net

Pertandingan ini diprediksi berlangsung sengit karena posisi di papan atas klasemen yang semakin ketat. Persija Jakarta saat ini bertengger di posisi kelima dengan koleksi 43 poin, hasil dari 12 kemenangan, 7 imbang, dan 8 kekalahan. Sementara sang tamu, Persebaya Surabaya, berada dua tingkat di atasnya, yaitu di peringkat ketiga dengan 48 poin, hasil dari 14 kemenangan, 6 imbang, dan 7 kekalahan.

Namun, baik Persija maupun Persebaya, dipaksa mengubah komposisi idealnya akibat absennya beberapa pemain andalan. Situasi ini bukan hanya membuat laga menjadi semakin tak terduga, tetapi juga menjadi ujian bagi kreativitas dan kecerdikan para pelatih dalam menyusun strategi.

Persija Kehilangan Mesin Gol dan Bek Andalan

Kubu tuan rumah, Persija, mengalami pukulan telak dengan absennya Gustavo Almeida, striker utama sekaligus top skorer tim musim ini. Ia masih menjalani sanksi larangan bermain usai menerima kartu merah dalam laga kontra Arema FC pada pekan ke-26. Kehilangan sosok tajam di lini depan jelas menjadi tantangan berat bagi pelatih Carlos Pena dalam menjaga produktivitas serangan.

Selain itu, lini pertahanan Persija pun tak luput dari kehilangan. Muhammad Ferarri, bek muda yang semakin matang musim ini, harus menepi karena kartu merah saat menghadapi Madura United pada pekan lalu. Dua absensi ini membuat komposisi lini depan dan belakang Persija perlu direkonstruksi total.

Namun ada sedikit angin segar, setelah Maciej Gajos, gelandang berpengaruh asal Polandia, telah bisa kembali dimainkan. Sebelumnya ia dijatuhi hukuman lima pertandingan akibat insiden disipliner, namun banding yang diajukan Persija dikabulkan Komite Banding PSSI, sehingga sanksinya dikurangi menjadi hanya satu laga.

Persebaya Tanpa Trio Pilar Kunci

Di sisi lain, Persebaya Surabaya juga tidak datang dengan kekuatan penuh. Tim Bajul Ijo dipastikan tampil tanpa tiga pemain utama: Francisco Rivera, Arief Catur, dan Dejan Tumbas, yang semuanya harus absen karena akumulasi kartu kuning.

Francisco Rivera, pemain asal Meksiko yang menjadi top skorer Persebaya dengan tujuh gol, jelas merupakan kehilangan besar di sektor serang. Perannya yang kreatif dan tajam dalam membongkar pertahanan lawan bakal sulit digantikan secara instan. Sementara Arief Catur, bek kanan tangguh yang kerap menjadi andalan dalam duel satu lawan satu, juga harus duduk di tribun. Absennya Dejan Tumbas menambah daftar kerugian di lini tengah.

Situasi ini memaksa pelatih Persebaya untuk melakukan rotasi dan mencari formula baru demi tetap tampil kompetitif. Bermain di kandang lawan, dalam atmosfer panas duel klasik, tentu bukan perkara mudah—apalagi tanpa amunisi penuh.

Siapa yang Lebih Siap?

Kondisi kedua tim yang pincang memunculkan banyak spekulasi: siapa yang lebih siap mengatasi krisis pemain dan tetap tampil dominan? Di atas kertas, Persebaya unggul dari sisi klasemen. Namun, laga tandang tanpa tiga pemain kunci akan menjadi ujian berat. Di sisi lain, Persija yang bermain di hadapan puluhan ribu Jakmania dipastikan mendapat suntikan moral besar, meski harus kehilangan mesin gol mereka.

Duel ini pun bisa jadi ajang unjuk gigi para pemain lapis kedua, yang diberi kesempatan untuk membuktikan diri. Tidak tertutup kemungkinan, laga ini akan menjadi panggung lahirnya bintang baru di kedua kubu.

Laga Persija vs Persebaya kali ini bukan sekadar pertarungan dua tim besar, tapi juga duel strategi tanpa kehadiran para bintang utama. Kondisi ini membuat laga makin sulit diprediksi dan sarat intrik. Dengan tekanan tinggi dan atmosfer khas El Clasico Indonesia, siapa yang mampu beradaptasi dengan absennya pemain kunci akan keluar sebagai pemenang. Bukan hanya soal taktik, tapi juga mental, determinasi, dan kedalaman skuad yang akan menentukan hasil akhir pertandingan.

Ikuti Kami

Tags

Related Post

Ads - Before Footer