PUBLIK-NEWS.COM – Mohamed Salah akhirnya menandatangani kontrak baru bersama Liverpool hingga dua musim ke depan. Keputusan ini sekaligus menutup spekulasi panjang mengenai masa depan sang bintang asal Mesir yang selama ini menjadi perbincangan hangat di kalangan penggemar sepak bola Eropa maupun Timur Tengah.
Drama di Balik Perpanjangan Kontrak Salah
Proses negosiasi kontrak Salah memang tidak berlangsung mulus. Pada akhir 2024, Salah sempat melontarkan keraguan tentang kelanjutan kariernya di Anfield, yang memicu berbagai rumor, termasuk ketertarikan klub-klub kaya dari Liga Pro Arab Saudi.
Gambar Istimewa: liverpoolfc.com
Namun, di balik ketidakpastian tersebut, keinginan Salah untuk tetap berseragam The Reds tidak pernah benar-benar padam. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, pembicaraan intensif antara Salah, sang agen Ramy Abbas Issa, dan Direktur Olahraga Liverpool, Richard Hughes, mulai menemui titik terang pada akhir Maret 2025.
Kontrak resmi pun akhirnya diteken di awal pekan ini, disambut gembira oleh rekan-rekan setimnya. Bek kiri Liverpool, Andy Robertson, bahkan mengaku baru mengetahui kabar gembira itu pada Kamis, menunjukkan betapa tertutup dan hati-hatinya proses ini dijalankan oleh manajemen klub.
Liverpool Tegas Tolak Tawaran Fantastis dari Timur Tengah
Salah bukan hanya memperpanjang masa baktinya, tapi juga tetap menjadi salah satu pemain dengan bayaran tertinggi di Liga Inggris. Dalam kontrak barunya, ia akan menerima bayaran sekitar £400.000 per pekan, jumlah yang menunjukkan betapa Liverpool masih sangat menghargai kontribusinya.
Meski sempat digoda oleh tawaran luar biasa dari klub Arab Saudi — yang kabarnya siap menggelontorkan hingga £500 juta untuk mendapatkan jasanya — Liverpool tetap bersikeras untuk mempertahankan ikon mereka. Klub menilai bahwa mengganti pemain sekelas Salah, yang telah mencetak 54 gol hanya dalam satu musim, bukanlah perkara mudah, baik dari sisi teknis maupun finansial.
Seorang sumber dalam klub menyebut, “Mengganti penyerang utama yang mencetak 54 gol dalam semusim akan menjadi pekerjaan berat, dan lebih mahal daripada mempertahankannya.”
Apalagi, keberhasilan Liverpool memperpanjang kontrak pemain kunci lain seperti Trent Alexander-Arnold, memberikan kelonggaran anggaran dan memungkinkan klub memfokuskan sumber daya untuk mempertahankan para pemain bintangnya.
Ambisi di Lapangan Lebih Berarti dari Tumpukan Uang
Keputusan Salah untuk menolak tawaran astronomis dari Timur Tengah bukan semata-mata soal uang. Bagi Salah, mimpi di lapangan hijau lebih berarti daripada angka di rekening. Ia masih memiliki target besar, mulai dari mengejar gelar Liga Inggris ke-20 bersama Liverpool, hingga berambisi meraih Ballon d’Or dan kembali mengangkat trofi Liga Champions.
“Salah masih berada di puncak performanya. Orang-orang terdekatnya percaya ia memiliki setidaknya tiga tahun lagi di level tertinggi,” ungkap salah satu sumber internal klub.
Selain ambisi pribadi, Salah juga memiliki misi nasional. Ia ingin tampil maksimal membela Mesir di ajang Piala Dunia dan Piala Afrika mendatang, sesuatu yang tidak mungkin tercapai jika ia merumput di liga dengan tingkat kompetisi lebih rendah.
Komitmen Salah Jadi Bukti Bahwa Ambisi Masih Mengalahkan Materi
Di tengah era di mana uang sering kali menjadi faktor penentu keputusan para pesepak bola, Mohamed Salah menjadi contoh langka bahwa ambisi dan cinta terhadap klub masih bisa menjadi motivasi utama.
Keputusannya untuk bertahan di Liverpool, menolak kekayaan luar biasa yang ditawarkan dari Timur Tengah, dan memilih jalan yang lebih sulit namun penuh tantangan, membuktikan bahwa legenda tidak tercipta dari angka gaji, melainkan dari tekad untuk terus bersaing di level tertinggi.
Mohamed Salah resmi memperpanjang kontraknya bersama Liverpool selama dua musim ke depan, menutup semua spekulasi yang sempat mencuat sejak akhir tahun lalu. Dengan gaji £400.000 per pekan dan komitmen penuh terhadap klub, Salah memilih untuk tetap mengejar prestasi di panggung tertinggi sepak bola Eropa ketimbang mengejar kekayaan instan di Liga Arab Saudi. Keputusannya ini menegaskan bahwa bagi sebagian pemain, kehormatan dan ambisi jauh lebih penting daripada materi.
